Maraknya Whataboutism: Alasan Kenapa Isu Ini Gampang Ditunggangi dan Nggak Fair 🚨

Artikel ini membahas fenomena whataboutism yang sering digunakan untuk mengalihkan isu demi kepentingan pribadi atau politik. Disertai logika, analogi, dan solusi agar generasi muda lebih kritis dan nggak gampang dimanipulasi.

KEMAJUANREKOMENDASIPENGETAHUAN

10/14/20251 min read

Pernah nggak sih kamu lagi bahas satu topik serius, eh orang lain malah nge-lempar topik lain buat ngeles? Misalnya:

A: “Korupsi makin parah.”
B: “Tapi negara lain juga korup kok, kenapa cuma negara kita yang disalahin?”

Nah, itu namanya Whataboutism — sebuah cara mengalihkan topik dengan membandingkan isu lain, supaya masalah utama seolah jadi “nggak penting” atau “normal”.

🧠 Apa Itu Whataboutism?

Menurut rhetoric, Whataboutism adalah bentuk retorika yang berusaha mendeligitimasi kritik dengan mengalihkan perhatian ke isu lain. Strategi ini sering dipakai dalam politik, debat publik, bahkan dalam percakapan sehari-hari.

Contoh lain:

  • “Kenapa bahas polusi kota kita, negara X juga sama parahnya.”

  • “Kenapa kritik pejabat, artis juga sering begitu.”

Padahal, dua hal itu tidak saling menghapus satu sama lain.

🧭 Logika dan Analogi Simpel

Bayangkan kamu ditegur karena buang sampah sembarangan. Terus kamu jawab, “Tapi orang lain juga buang sampah kok.”
Logikanya? 🛑 Itu nggak bikin kamu jadi benar. Kesalahan orang lain bukan pembenaran atas kesalahanmu.

🧨 Kenapa Whataboutism Mudah Ditunggangi?

  • 🏛 Politik: Banyak digunakan untuk mengalihkan kritik dari kelompok mayoritas atau pihak berkuasa.

  • 👥 Mayoritas Sosial: Ketika mayoritas merasa “aman dalam jumlah”, logika ini bikin mereka terlihat benar, padahal cuma ngeles.

  • 📣 Media Sosial: Efek viral bikin perdebatan cepat melebar dan keluar konteks.

💡 Dampak Nyata

  • Diskusi publik jadi toxic dan kehilangan fokus.

  • Isu penting tenggelam di tengah perbandingan nggak relevan.

  • Perubahan dan solusi jadi makin susah diwujudkan.

🧰 Solusi & Alternatif

  • ✅ Fokus ke inti masalah, jangan tergoda meladeni pengalihan topik.

  • 🧠 Kenali teknik retorika manipulatif biar nggak gampang “di-ride” kepentingan politik.

  • 📚 Edukasi literasi kritis agar masyarakat lebih sadar mana argumen valid, mana ngeles.

  • 🧍‍♂️🧍‍♀️ Jika kamu jadi korban whataboutism, balikin ke topik utama dengan tenang dan logis.

Terima kasih atas perhatian dan waktunya telah membaca blog ini.
Semoga isi tulisan ini memberi nilai tambah, mendorong langkah baru, atau sekadar membuka ruang berpikir yang lebih luas.
Jika Anda tertarik untuk mendukung secara nyata, Anda bisa mengecek produk yang saya buat dengan sepenuh hati di
tautan berikut