Bagaimana sih Pengusaha Real Estate Bisa Mendapatkan Keuntungan? Tahap-Tahapnya Apa Saja?

Pengusaha real estate bisa untung dari akuisisi lahan, pengembangan properti, hingga cashflow sewa. Simak tahap, simulasi, dan strategi cuannya di sini!

PENGETAHUANKEMAJUANFINANSIAL

9/22/20251 min read

1. Pengantar

Banyak yang penasaran, kok bisa ya pengusaha real estate punya profit besar? Padahal kelihatannya mereka “cuma jual tanah atau bangun rumah”. Sebenarnya, bisnis ini punya strategi yang kompleks, mulai dari akuisisi lahan, pembangunan, hingga marketing. Yuk kita bongkar satu per satu biar jelas!

2. Tahap-Tahap Pengusaha Real Estate Mendapatkan Profit

a) Akuisisi Lahan (Land Banking)

  • Pengusaha biasanya membeli lahan di lokasi strategis dengan harga murah sebelum area itu berkembang.

  • Ketika infrastruktur dibangun (jalan tol, stasiun, sekolah), harga tanah naik otomatis.

  • Analogi: ibarat beli jersey bola pemain muda sebelum jadi bintang. Begitu terkenal, harga jersey melonjak.

b) Pengembangan Properti (Property Development)

  • Lahan kosong tidak dijual mentah-mentah, tapi dikembangkan. Misalnya jadi perumahan, apartemen, atau ruko.

  • Nilai jual naik karena orang beli bukan sekadar tanah, tapi fungsi + fasilitas.

c) Marketing & Penjualan

  • Profit juga datang dari strategi marketing. Pengusaha properti jago banget pakai konsep dream lifestyle (misalnya “hidup tenang dengan view pegunungan” atau “lokasi premium dekat pusat kota”).

  • Emosi pembeli dilibatkan, bukan cuma logika.

d) Cashflow dari Sewa (Passive Income)

  • Properti nggak selalu dijual, ada yang disewakan. Contoh: apartemen, ruko, atau kos-kosan.

  • Dari sini muncul arus kas bulanan yang stabil.

e) Diversifikasi Bisnis Tambahan

  • Pengusaha real estate kadang nggak cuma jual/bangun properti, tapi juga buka bisnis pendukung: security, kebersihan, mall, atau bahkan retail di area mereka.

  • Jadi profit bukan cuma dari penjualan, tapi ekosistem bisnisnya.

3. Simulasi Sederhana

Misal seorang pengusaha beli lahan 1 hektar seharga Rp10 Miliar.

  • Tahap 1: Lahan dibagi jadi 50 kavling rumah.

  • Tahap 2: Biaya pembangunan 1 rumah = Rp300 juta. Total 50 rumah = Rp15 Miliar.

  • Total modal: Rp10 M + Rp15 M = Rp25 Miliar.

  • Harga jual 1 rumah: Rp800 juta.

  • Jika 50 rumah laku: Rp40 Miliar.

  • Profit bersih: Rp40 M – Rp25 M = Rp15 Miliar.

Simple kan? Tapi perlu modal, waktu, dan jaringan besar.

4. Solusi & Alternatif untuk Generasi Muda

👉 Kalau kamu belum bisa terjun langsung jadi developer besar:

  1. Mulai dari investasi kecil: beli tanah di daerah berkembang.

  2. Ikut REITs (Real Estate Investment Trust): semacam saham properti yang lebih terjangkau.

  3. Bisnis turunan properti: jadi agen, broker, atau konsultan marketing properti.

  4. Kolaborasi: kumpul modal bareng teman, bikin bisnis kos-kosan atau homestay kecil.