Ironi, Miris, Aneh — Semua Terjadi di Sistem Pendidikan Kita

PENGETAHUANKEMAJUAN

8/6/20252 min read

Kalau kamu masih berpikir bahwa sistem pendidikan kita sedang baik-baik saja, well… mungkin kamu belum cukup jenuh. Ironinya, pendidikan yang seharusnya jadi pintu kemajuan justru terasa kayak jalan satu arah yang dibentengi tradisi usang, ego masa lalu, dan kepentingan yang entah milik siapa.

Kita hidup di zaman AI, cloud computing, dan ekonomi digital. Tapi sistem pendidikan kita? Masih ngotot pakai sistem yang... ya begitu-begitu aja. Kurikulum gonta-ganti tapi soal ujian masih hafalan, skill yang diajarkan nggak relevan, dan output-nya? Generasi muda bingung sendiri harus mulai dari mana.

Pertanyaannya: Ini sistem mau bawa kita maju, atau cuma muter-muter di tempat?

Kita Dituntut Jadi Hebat, Tapi Diperlakukan Seperti Robot

Di banyak sekolah, siswa masih ditekankan untuk menghafal, bukan memahami. Penilaian masih fokus pada angka, bukan kompetensi. Inovasi sering dipandang aneh, dan kritik terhadap sistem dianggap "tidak sopan" karena... katanya, harus hormati sistem yang dibuat para "sesepuh".

Ehm, pertanyaannya, apakah hormat itu berarti wajib nurut tanpa berpikir?

Bandingin Nih, Sistem Kita vs Negara Maju

Aspek:Indonesia dan Negara Maju (Contoh: Finlandia, Jerman)

  1. Fokus Pembelajaran: Hafalan dan Ujian ,Pemahaman & Kompetensi

  2. Metode Mengajar: Teacher-centered (guru pusat) sedangkan negara maju Student-centered (siswa aktif)

  3. Penilaian: Berdasarkan angka sedangkan negara maju Berdasarkan perkembangan & portofolio

  4. Tujuan Pendidikan: Lulus & kerja sedangkan negara maju Tumbuh jadi manusia kritis & adaptif

  5. Skill Praktis: Minim sedangkan negara maju Diintegrasikan sejak dini

  6. Beban Belajar: Berat & kadang absurd sedangkan negara maju Ringan tapi padat makna

Gini deh, di luar negeri, siswa dikasih ruang untuk explore minat dan bakat. Di sini? Dikasih PR sampai Sabtu-Minggu sambil dibilang “kalau kamu nggak pintar Matematika, kamu gagal.” Emangnya semua orang mau jadi insinyur?

Tapi, Emang Sengaja Ya Sistem Kita Gini-Gini Aja?

Pertanyaan ini valid. Apakah pendidikan kita dibentuk sedemikian rupa agar tetap hierarkis, patuh, dan “tertib” demi stabilitas? Ataukah karena memang bisnis pendidikan sudah terlalu menguntungkan, sampai reformasi jadi hal yang... nggak menguntungkan?

Kalau rakyat pintar, susah dikendalikan.
Kalau rakyat kritis, banyak tanya.
Kalau rakyat tahu haknya, banyak nuntut.

Mungkin itu alasannya kenapa kita masih dicekoki pelajaran usang dan buku teks yang gak berubah sejak zaman orba.

Solusi & Alternatif: Jangan Tunggu Sistem, Ciptakan Jalan Sendiri

Jujur aja: sistem pendidikan kita lambat banget berubah. Jadi daripada nunggu pemerintah peka, lebih baik kamu ambil alih kontrol hidupmu sendiri. Gimana caranya?

1. Mulai Belajar Mandiri

Gunakan platform seperti:

  • Coursera, Skillshare, Udemy (untuk skill modern)

  • YouTube edukatif (Ness Labs, CrashCourse, dll)

2. Fokus ke Soft Skill dan Life Skill

Pelajari komunikasi, leadership, digital tools, dan problem solving. Ini real currency di dunia kerja hari ini.

3. Ikut Komunitas yang Bikin Kamu Tumbuh

Cari lingkungan belajar alternatif. Entah komunitas desain, teknologi, kewirausahaan, atau diskusi literasi digital.

4. Investasi di Alat yang Membantu Kamu Belajar dan Berkembang

Kadang kamu butuh alat bantu belajar yang mumpuni. Salah satunya? Gawai (gadget) yang gak cuma stylish, tapi powerful.

✨ Rekomendasi Gadget Cerdas untuk Kaum Progresif:

🔹 Xiaomi Redmi 12
✅ Performa mumpuni buat belajar & kerja
✅ RAM lega, storage luas
✅ Kamera kece buat konten edukatif
✅ Harga pas di dompet anak muda

👉 Lihat Xiaomi Redmi 12 Sekarang – Klik di Sini

Penutup Bijak:

Jangan jadikan sistem sebagai alasan kamu stuck.
Karena kamu bukan robot, dan masa depan bukan tentang hafalan.
Tapi tentang adaptasi, inovasi, dan keberanian mengambil alih kendali.