JPO Itu Penopang Ekonomi? Bukan Cuma Buat Nyebrang, Tapi Buat Bangkitin Kota!

7/7/20252 min read

Kadang, solusi besar gak harus ribet. Cuma bangun JPO alias Jembatan Penyeberangan Orang, tapi hasilnya bisa menghidupkan ekonomi lokal. Serius. Dan ini bukan teori doang—bisa kamu lihat sendiri contohnya di Kota Bangil, Jawa Timur.

Dulu kota ini ramai, plaza jadi tempat banyak orang belanja dan nongkrong. Tapi sekarang? Banyak ruko tutup, sepi, bahkan nyebrang ke plaza pun bikin mikir dua kali. Jalur Pantura padat, kendaraan ngebut, dan gak semua orang mau ribet muter dulu apalagi naik mobil cuma buat seberang 200 meter.

Pertanyaannya: Kenapa gak bikin JPO aja?

🚧 Kondisi Nyata: Jalan Ada, Tapi Akses Terbatas

Coba deh bayangin:

  • Kamu mau ke plaza, tapi harus muter jauh karena gak ada akses langsung.

  • Mau nyebrang, tapi takut diserempet truk.

  • Udah muter, capek, belum lagi harus parkir di tempat gak strategis.

  • Akhirnya… ya males ke plaza. Pilih belanja online atau ke tempat lain.

Dan ini bukan soal malas, tapi karena aksesnya gak ramah buat pejalan kaki. Dan ingat, manusia itu punya empati, bisa pelan, bisa ngalah. Tapi kendaraan? Enggak.

🏬 Fakta: JPO Bisa Jadi Mesin Ekonomi Kota

Kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya sudah ngerti pentingnya JPO. Tapi kota/kecamatan yang lebih kecil kadang gak sadar potensi besarnya.
Contoh: Bangil.

Bayangin kalau dibangun JPO di 3 titik strategis aja:

  • Dari Kauman ke Plaza Lama

  • Dari Alun-Alun ke Plaza

  • Dari Stasiun Bangil ke area Ruko Kauman

  • Dari Hatle/Rest Area Swadesi ke Ledok

Minimal 100 orang lewat tiap hari, tertib, aman, cepat, dan tanpa drama.
Otomatis ruko sekitar hidup, pejalan kaki merasa difasilitasi, dan kendaraan gak terganggu.
UMKM naik, toko buka, pengunjung datang. Kota tumbuh.

Solusi Realistis: Bukan Sekadar Infrastruktur, Tapi Perubahan Arah Pikir

1. Bangun JPO di Titik Strategis (Minimal 3 Lokasi)

➤ Jangan semua dikerjakan sekaligus. Satu titik dulu, evaluasi, lanjutkan.

2. Parkir Terpadu di Bawah JPO

➤ Buat tempat parkir kecil untuk motor/mobil di sekitar JPO agar orang bisa “turun-nyebrang-naik lagi”.

3. Revitalisasi Plaza & Ruko dengan Branding Baru

➤ Saat akses dibuka, beri dorongan marketing (diskon, tenant baru, kolaborasi dengan UMKM lokal).

4. Libatkan Warga & Komunitas Lokal

➤ Sosialisasi pentingnya akses publik, libatkan komunitas kreatif buat kampanye “Bangil Aksesible”.

5. Manfaatkan CSR atau Program Kabupaten

➤ Ajukan ke pemerintah atau kerja sama dengan swasta untuk pendanaan pembangunan JPO.

🧭 Alternatif Tambahan (Kalau JPO Belum Bisa Segera Dibangun):

  • Pelican crossing otomatis di jalur padat dengan timer dan kamera.

  • Trotoar lebar & penyeberangan berpagar agar tidak sembarangan nyebrang.

  • Transportasi mikro (angkot mini atau e-bike) dari titik parkir ke area pusat ekonomi.

💬 Intinya: Gak Semua Kemajuan Butuh Mall, Kadang Cukup JPO

“Kalau orang butuh barang, bantu mereka untuk bisa sampai dengan aman dan cepat. Fasilitasi, bukan halangi.”

Orang bisa beli banyak hal, tapi kalau aksesnya ribet, ya gak akan datang.
Dan kalau gak ada orang datang, ekonomi lokal pun ikut lesu.

Terima kasih atas perhatian dan waktunya telah membaca blog ini.
Semoga isi tulisan ini memberi nilai tambah, mendorong langkah baru, atau sekadar membuka ruang berpikir yang lebih luas.
Jika Anda tertarik untuk mendukung secara nyata, Anda bisa mengecek produk yang saya buat dengan sepenuh hati di tautan berikut