Kenapa Pejabat Malas dan Suka Pakai Sistem Lama? Karena Zona Nyaman Lebih Menggiurkan
KEMAJUANPENGETAHUAN
Samii
8/7/20252 min read


Pernah mikir gak sih kenapa sistem birokrasi di Konohanesia — eh maksudnya di sebuah negara di Asia Tenggara — terasa kayak kaset rusak yang muter lagu sama terus-menerus? Dari zaman Orde Baru, reformasi, sampai sekarang, banyak aturan atau program kayak di-copy paste aja. Padahal zaman udah maju, internet makin cepat, teknologi makin keren, tapi sistem pelayanan publik dan gaya kepemimpinan masih begitu-begitu aja.
“Ngapain repot? Di zona nyaman aja udah bisa kaya kok.”
Yup, ini alasan utamanya. Banyak pejabat atau pemangku kebijakan yang udah berada di zona nyaman. Gaji tetap cair dari pajak rakyat, tunjangan jalan terus, fasilitas negara lengkap. Kenapa harus repot-repot bikin inovasi? Ngubah sistem itu capek, apalagi kalau itu bisa ganggu sumber pemasukan ‘halus’. Lebih aman ngikutin pola lama yang udah pasti menguntungkan.
Kalo kita analogikan, ini kayak karyawan kantoran yang kerjanya cuma absen, ikut rapat Zoom sambil rebahan, tapi tiap bulan dapet bonus.
Negara Cuma Jadi Branding, Bukan Tujuan
Sering banget kita denger para elite bilang: “Demi kepentingan negara.” Tapi sayangnya, negara yang dimaksud seringkali cuma dipakai buat statement aja. Realitanya? Yang dicari bukan kemajuan rakyat, tapi kemapanan pribadi. Selama duit rakyat masih bisa ditarik, kebijakan dibuat ribet biar bisa di-mark-up, yaudah… begitu terus siklusnya.
Makanya, jangan kaget kalau proyek pembangunan banyak yang mangkrak, bansos dikorupsi, atau dana pendidikan tersendat-sendat. It’s not broken system, it’s a perfectly designed system to serve the top.
Masyarakatnya Juga Salah? Kadang Iya…
Gak semua salah pemerintah juga. Masyarakat kita kadang terlalu permisif. Ada pejabat nyolong? Dimaafin. Ada kebijakan zonk? Diterima. Yang penting dikasih kaos waktu kampanye, happy. Bahkan, ada yang mindset-nya gini: “Kalau dia sukses, kita harus tarik dia ke bawah biar gak jauh-jauh amat.”
Yah… gimana negara mau maju kalau pola pikir masyarakatnya masih kayak gini? Orang pengen berkembang, malah diminta stuck biar sama-sama gak maju. Ngeri tapi nyata.
Jadi Solusinya Apa?
Berikut langkah-langkah jujur dan realistis:
1. Dorong Transparansi & Desentralisasi Inovasi
Biarkan daerah berinovasi sesuai kebutuhan lokal. Jangan semua harus menunggu komando pusat.
2. Pendidikan Politik Sejak Dini
Ajarkan generasi muda untuk berpikir kritis, bukan cuma bangga jadi fans capres tertentu. Politik itu alat, bukan agama.
3. Dukung Rakyat yang Mau Maju
Kamu punya temen yang bikin UMKM, aplikasi edukasi, atau gerakan sosial? Jangan malah ngeledek. Support.
4. Gunakan Teknologi untuk Lawan Sistem Usang
Petisi digital, jurnalisme warga, media sosial — ini semua senjata untuk menekan elite malas. Jangan disia-siakan cuma buat debat receh.
5. Konsisten, Jangan Musiman
Jangan cuma peduli pas menjelang pemilu. Pantau terus, bersuara terus, dan dorong perubahan tanpa pamrih.
Penutup Bijak
Kita gak bisa terus berharap pada sistem yang dibangun oleh generasi yang takut perubahan. Kalau kamu nunggu sistem berubah sendiri, siap-siap kecewa. Kalau kamu ingin beda, jadilah pemantik perubahan — meski kecil, asal konsisten.
"Kalau mereka masih nyaman di atas singgasana, kenapa kamu rela hidup di bawah reruntuhan sistem?"
Kalau kamu pengen langkah perubahan kecil dari diri sendiri, bisa dimulai dari produk yang tepat dan mendukung kenyamanan serta produktivitas harianmu.
➡️ Cek produknya di sini: [link produk kamu di sini]