Kenapa sih UMR Kita Sedikit? Apa yang Mempengaruhi? Yuk Bahas Logika & Faktanya!

Kenapa UMR di Indonesia terasa kecil dibanding negara lain? Banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari kualitas SDM yang masih rendah, jumlah penduduk yang tinggi, produktivitas ekonomi yang belum maksimal, hingga kebijakan pemerintah yang tidak seimbang antara pekerja dan pengusaha

PENGETAHUANFINANSIAL

9/22/20251 min read

Banyak anak muda sering bertanya: “Kok UMR (Upah Minimum Regional) di Indonesia kecil banget sih? Padahal kerjaan makin berat, kebutuhan makin tinggi, tapi gaji tetap aja seret.”
Tenang, kamu nggak sendirian yang kepikiran soal ini. Mari kita kupas tuntas pakai data, logika, dan sedikit analogi biar gampang dipahami.

🔍 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi UMR

  1. Kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)

    • Menurut World Bank, kualitas pendidikan dan skill tenaga kerja di Indonesia masih tertinggal dibanding negara tetangga.

    • Logikanya: kalau banyak tenaga kerja skill rendah, otomatis perusahaan nggak bisa bayar tinggi karena produktivitas belum seimbang.

    • Analogi: bayangin kamu punya tim bola, kalau pemainnya belum terlatih, wajar kan gaji mereka beda jauh sama pemain profesional Eropa?

  2. Overpopulasi & Persaingan Tenaga Kerja

    • Jumlah angkatan kerja di Indonesia tinggi banget (lebih dari 147 juta orang, data BPS 2024).

    • Akibatnya, supply tenaga kerja melimpah, sementara demand (lapangan kerja) terbatas → jadi tawar-menawar upah cenderung kecil.

  3. Produktivitas & Pertumbuhan Ekonomi

    • UMR juga disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Kalau ekonomi stagnan → kenaikan upah terbatas.

    • Logikanya kayak jualan: kalau toko kamu omsetnya kecil, mau nggak mau gaji karyawan juga ikut terbatas.

  4. Kebijakan Pemerintah & Perusahaan

    • UMR ditentukan lewat aturan (PP No. 36 Tahun 2021) dengan rumus yang mempertimbangkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Jadi bukan sekadar “kasihan pekerja”, tapi harus realistis dengan kondisi negara.

💡 Solusi & Alternatif (Jujur & Realistis)

Upgrade Skill:
Ikut kursus, pelatihan digital, atau sertifikasi biar bisa bersaing di level lebih tinggi. Gaji skill digital & kreatif biasanya jauh di atas UMR.

Side Hustle:
Jangan bergantung 100% pada UMR. Bangun usaha sampingan (online shop, content creator, F&B kecil-kecilan).

Advokasi & Serikat Pekerja:
Dorong transparansi dan kebijakan upah yang lebih adil lewat komunitas atau serikat pekerja.

Efisiensi Pribadi:
Kalau gaji tetap kecil, strategi finansial kayak budgeting & investasi kecil-kecilan bisa jadi solusi.

Terima kasih atas perhatian dan waktunya telah membaca blog ini.
Semoga isi tulisan ini memberi nilai tambah, mendorong langkah baru, atau sekadar membuka ruang berpikir yang lebih luas.
Jika Anda tertarik untuk mendukung secara nyata, Anda bisa mengecek produk yang saya buat dengan sepenuh hati di
tautan berikut untuk meningkatkan skill produktivitas anda